إِنَّ ٱلَّذِينَ
يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ ٱللَّهَ يَدُ ٱللَّهِ فَوۡقَ أَيۡدِيهِمۡۚ
فَمَن نَّكَثَ فَإِنَّمَا يَنكُثُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ أَوۡفَىٰ بِمَا
عَٰهَدَ عَلَيۡهُ ٱللَّهَ فَسَيُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمٗا [1]١٠
Allahmenciptakan
manusia tidak terlepas dari sebab dan tujuan. Allah swt tidak mungkin
sengaja menjadikan manusia di muka bumi
ini hanya sebagai makhluk yang sia-sia dan tidak berguna. Akan tetapi, manusia
diciptakan untuk mengenal Sang penciptanya dan beribadah kepada-Nya, sesuai
dengan firman-Nya:
وَمَا
خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦ [1]
Jalan untuk
memperkenalkan Sang Khalik kepada hambanya. Allahswt telah memilih seorang atau
beberapa orang dari antara hamba-hamba-Nya. Hamba yang terpilih oleh Allahitu
disebut dengan nabi atau rasul.
“Aku
adalah khazanah tersembunyi, maka Aku ingin dikenal, untuk itu Aku ciptakan
Adam.”
Dengan
memperhatikan pelajaran al-quran dan siklus tarikh Jemaat para nabi Allah swt,
dapat diketahui bahwa bila Allah swt mengirim seorang rasul atau nabi ke dunia
ini, maka bukanlah maksudnya seseorang datang ke dunia ini dengan berceramah
kemudian terus pulang, melainkan maksud Allah swt mengutus nabi dan rasulnya
ialah untuk mengadakan perubahan dan revolusi di dunia ini. Sebagaimana Imam
Razi berkata:
“ Ketahuilah
bahwa kebanyakan manusia terkena penyakit rohani yaitu mereka cinta kepada
dunia, loba, hasad, sombong, mencari harta benda yang banyak dan sebagainya.
Sedangkan dunia ini adalah seperti rumah sakit yang penuh dengan orang-orang
sakit, dan nabi-nabi adalah seperti dokter-dokter yang mahir.”[1]
Untuk itu
menurut akal manusia dan siklus kehidupan mengkhendaki suatu keterikatan jism
dan rohani dengan seorang utusan Allah swt. Untuk mengadakan sebuah perubahan
suci di dunia ini. Menurut istilah Islam, ikatan yang dijalin dengan sukarela
untuk menyerahkan segala yang dimiliki dan senantiasa diikuti dengan perasaan
setia, taat baik dalam keadaan suka maupun duka itu dinamakan bai’at.
Maka
beruntunglah bagi kita yang telah beriman dan bai’at kepada Imam Mahdi as pada
akhir zaman ini, dimana beliau as sebagai utusan Allah swt, murid setia dari
nabi besar Muhammad saw, karena seandainya kita tidak mau menerima dan tidak
mau bai’at , maka Rasulullah saw bersabda:
[1] (Al-Tafsir
al-Kabir, Juz. 5, H. 429/ Syara Fususul Hikam, H.174).
[1] “Dan tidaklah Aku menciptakan
Tetapi karena
kelemahan pada fitrat manusia, banyak diantara kita yang mengartikan bahwa
dengan sekedar mengucapkan kami sudah bai’at kepada Hadhrat Imam Mahdi as, kami
cinta kepada beliau as, namun tanpa melakukan amal, tanpa memahami tujuan dari
bai’atnya, mereka menganggap bahwa baiat, kecintaan, keimanan mereka itu telah
sempurna, dan keselamatan pun akan diraih. Sungguh suatu penyesalan yang sangat
besar atas adanya anggapan tersebut, Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda:
“Ingatlah!!,
kalian sudah menyatakan bai’at dan telah berikrar janji. Ikrar melalui mulut
mudah saja, akan tetapi melaksanakan janji itu sungguh susah dan berat sekali”[1]
“Melakukan
bai’at berarti menyadari hakikat bai’at. Seseorang yang melakukan bai’at secara
langsung, menempatkan tangan diatas tangan, tetapi tidak mengerti atau tidak
peduli tujuan sebenarnya maka bai’atnya tidak berguna dan tidak memiliki arti
apa-apa dimata Allah swt., melakukan bai’at hanyalah kulit luar sedangkan inti
ada di dalamnya. Kondisi seseorang hendaknya jangan seperti telur yang tidak
memilki kuning atau putih dan terpaksa
dibuang. Dia harus memeriksa diri sendiri apakah dia hanya kulit belaka atau
apakah ada isi didalamnya.”
Sabda beliau
as ini mengingatkan kepada kita sebuah pepatah, mengatakan:
“Iman tanpa amal, iman
tanpa realisasi bagaikan pohon yang tak berbuah, bahkan tak ayall berkahir
kering dan mati.”
Berkenaan dengan hal itu,
marilah kita renungkan daripada tujuan-tujuan bai’at yang telah disabdakan oleh
Beliau as:
1.
Fanaa Fillah (Fana kepada AllahSwt)
وَمَن
يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا ٢ وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا
يَحۡتَسِبُۚ [1]
Hadhrat Masih
Mau’ud as bersabda:
“Setelah masuk ke dalam
jemaat ini, pertama- tama harus dilakukan perubahan kehidupan, harus mempunyai
keimanan sejati terhadap Allah swt, bahwa Allah sangat berguna untuk dimintai
pertolongan dalam setiap terjadi musibah. Jangan sekali-kali memandang
perintah-perintah-Nya itu dengan pandangan hina, segala perintahnya harus
dijunjung tinggi dan hal itu harus dibuktikan dengan amal perbuatan.”
“Tujuan sebenarnya bai’at
bahwa pertama yang sangat penting adalah manusia harus meyakini Allah itu
adalah Tuhan yang maha esa, tidak ada sekutu baginya. Hakikat bai’at harus sepenuhnya dipahami dan
dilaksanakan. Dan hakikat bai’at adalah bahwa orang yang bai’at harus sepenuhnya
dipahami dan dilaksanakan.”
“Dan hakikat bai’at adalah
bahwa orang yang bai’at menanamkan perubahan yang tulus, serta takut kepada Allah
ta’ala dan setelah mengetahui tujuannya yang sejati menunjukan contoh yang
murni, jika gagal melakukan ini tidak ada manfaatnya melakukan bai’at.
Sebaliknya baiat tersebut akan menjadi sebab hukuman yang lebih besar, sebab
sengaja tidak mematuhi perjanjian setelah membuatnya sangat berbahaya.”
“Keinginan-keinginan hawa
nafsu adalah syirik dia menutupi kalbu manusia, sekalipun manusia telah
melakukan bai’at, maka syirik itu akan menjadi sebab tergelincirnya bagi
dirinya. Sekalipun dia sudah melaukan bai’at banyak manusia yang tergelincir,
sebabnya adalah ia tidak memahami maksud dan tujuan bai’at itu dengan sesungguh-sungguhnya.
Sedangkan maksud dan tujuan bai’at itu adalah menyerahkan diri seluruhnya secara
sempurna kepada kehendak Allah swt dan membersihkan diri dari setiap jenis
syirik.”
2.
Fanaa Fil Mahbub
قُلۡ
إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ
لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٣١[2]
“Tujuan sebenarnya bai’at adalah meyakini bahwa Muhammad saw adalah Rasulullah dan Nabiyullah yang benar… mengikuti Rasulullah saw dengan sebenar-benarnya.”
“Janganlah kalian hendak
meninggalkan al-quran seperti sebuah buku yang telah dilupakan, sebab
didalamnya mengandung sumber kehidupanmu. Barangsiapa yang memuliakan al-quran
diatas segala hadits dan sabda-sabda yang lain, ia akan dijunjung tinggi di
langit. Bagi bani adam kini tidak ada seorang rasul dan juru syafaat lain
kecuali Muhammad musthafa saw. Maka berusahalah kamu sekalian untuk mendambakan
kecintaan yang semurni-murninya bagi nabi agung ini. Janganlah memberi tempat
kepada siapapun yang lebih tinggi dari pada beliau saw, agar kamu dimasukan
kedalam golongan orang-orang yang diberi keselamatan oleh Allah swt.
3.
Jihad dan perubahan dunia baru
قُلۡ
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ [3]١٦٢
“ Tujuan dari pendakwaanku
adalah Tuhan mengkhendaki agar di dalam diri kalian terjadi perubaan yang
sangat besar, dan sifatnya menyeluruh, dia menuntut dari kalian suatu maut,
sesudah menjalani maut itu kalian akan diberi kehdupan baru oleh Tuhan.”
“Perubahan adalah sangat penting setelah mengambil bai’at, dan jika tidak perubahan yang dilakukan maka perbuatan itu sama saja dengan mempermainkan bai’at. Sesungguhnya orang yang melakukan bai’at hanyalah orang yang kehidupannya yang sebelumnya mati dan dia memulai kehidupan baru setelah baiat.”
“Aku sekali lagi ingin
mengatakan bahwa janganlah kamu merasa puas bahwa secara lahir kamu telah bai’at,
bentuk lahir tidaklah mengandung hakikat apa-apa. Tuhan melihat tembus kedalam
hati kamu sekalian, dan di akan menuntut kamu sesuai dengan keadaan hatimu, dan
ingatlah baik-baik, jika kalian tidak menerapkan taqwa dan tidak banyak
melakukan kebaikan-kebaikan yang dikehendaki oleh Allah swt, maka sebelum yang
lain, Allah swt pertama-tama akan membinasakan kalian, sebab kalian telah
mempercayai suatu kebenaran, kemudian kalian menolak untuk mengamalkannya.
Kalian sama sekali jangan merasa cukup dan sombong bahwa kalian telah melakukan
bai’at. Selama kalian belum menerapkan taqwa sepenuhnya, sekali-kali kalian
tidak akan dianugerahi keselamatan. Secara zahiriah Allahswt tidak memiliki
tali persaudaraan dengan siapapun.”
4.
Jihad dengan harta
لَن
تَنَالُواْ ٱلۡبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن
شَيۡءٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٞ ٩٢[4]
“Ada orang yang melakukan
bai’at dan mereka juga berikrar bahwa mereka akan mendahulukan agama daripada
dunia, akan tetapi ketika dihimbau untuk memberikan bantuan (candah), maka
mereka pegangi saku mereka kuat-kuat. Nah apakah dengan kecintaan terhadap
dunia yang demikian itu dapat mencapai suatu tujuan rohaniyah/ baiat? Tidak sama
sekali tidak.”
“Tampak dalam beberapa
hari ini ratusan orang telah bai’at, tidak ada seorangpun yang menganjurkan
kepada mereka bahwa disni diperlukan candah..” hendaknya setiap orang yang
telah bai’at berjanji bahwa ia senantiasa akan memberikan sekian besar candah.
Sebab , seseorang yang berusaha dan berjanji untuk Allah swt, maka Allah akan
memberkati rezeqinya.”
“Jika ada orang yang tidak mengetahui, maka hendaknya diberitahu, hendaknya diberi pengertian supaya mereka ta’at sepenuhnya, jika begitu saja pun mereka tidak berjanji (berkorban di jalan Allah Swt), maka apa gunanya bergabung dengan jemaat.”
“Seseorang yang sangat kikir , jika seandainya satu sen dia sisihkan setiap hari. Dari uangnya untuk candah , maka dengan itu dia dapat memberikan cukup banyak, jika ada seseorang yang makan empat potong roti, dia hendaknya menyisihkan sepotong roti untuk jemaat ini. Dan biasakanlah diri untuk menyisihkan seperti itu.. padahal disini candahnya sangat ringan, jadi barangsiapa tidak berjanji, dia hendaknya dikeluarkan, dia adalah munafik, dan hitam hatinya…”
“Perjanjian ini adalah perjanjian dengan Allahswt, ini harus diingat, mengambil sikap yang berlawanan dengan itu adalah sebuah pengkhianatan…”
“Telah datang masanya ketika ratusan orang bai’at, akan tetapi setelah itu, sangat sedikit orang yang membayar candah secara dawam setiap bulannya, apalah yang dapat diharapkan lagi dari orang yang tidak memberikan bantuan beberapa rupiah kepada jemaat ini sesuai dengan kedudukan, kemampuan serta taufik yang ia peroleh, dan apalah manfaat wujud dia ada bagi jemaat ini?”
“Jadi saya tekankan, kepada setiap kalian (yang telah bai’at), supaya memberitahukan saudara-saudara kalian mengenai candah. Juga kepada mereka yang lemah pun, ini bukanlah suatu kesempatan yang datang ke tangan kita, betapa ini suatu zaman yang penuh dengan berkat. Ketika tidak ada dituntut suatu pengorbanan jiwa. Dan zaman ini pun bukanlah zaman pengorbanan jiwa, melainkan suatu zaman bagi pengorbanan harta sesuai dengan kemampuan semata. Orang yang telah memberikan sedikit-sedikit namun secara dawam adalah lebih baik daro pada orang yang memberikan banyak namun hanya kadang-kadang.”
5.
Jihad melawan diri sendiri
وَمَن
جَٰهَدَ فَإِنَّمَا يُجَٰهِدُ لِنَفۡسِهِۦٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ ٱلۡعَٰلَمِينَ
٦[5]
ٱقۡرَأۡ
كِتَٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبٗا [6]١٤
“Zaman sekarang ini zaman peperangan rohani, peperangan dengan syaithan sudah mulai, degan membawa semua kemakaran dan tipu daya.”
“Secara zahirnya
orang-orang yang telah menerima kebenaran dakwaku (bai’at), diwaktu sekarang
ini harus melakukan peperangan yang sangat hebat terhadap nafsunya sendiri. Dia
akan mengalami keadaan yang memaksa dirinya harus berpisah dari saudara-saudara
kandungnya sendiri, kegiatan ekonomi dan perniagaannya akan terpaksa harus
terputus, dia terpaksa harus mendengar berbagai mcam penghinaan dan mendengar
kutuk laknat dari manusia, akan tetapi gajaran dari perkara itu semua akan
diterima di sisi tuhan yang maha kuasa
Ingatlah untuk mengalahkan kekuatan syaithan –syaithan jahat yang berkeliara diluar kita harus berusaha untuk mengatasi syaithan yang ada di dalam diri kita masing-masing.”
“ Sebab kemenangan kita dapat diperloeh bukan karena adanya hubungan zahiriyah denganku, melainkan dengan jalan khusuknya beroa yang dipanjatkan kepada Allahswt. Dan untuk kemakbulan doa-doa kita, diperlukannya amal perbuatan yang sesuai dengan kehendak Allahswt.. Allahswt mengkhendaki agar mereka yang menerima pendakwaanku memperlihatkan contoh kehidupan takwa dan kebersihan serta kesucian hati, dan ini sesuai dengan tujuan dia mendirikan silsilah ahmadiyah ini.”
“Jika kalian memiliki pertentangan antar satu sama lain, sudahilah pertentangan itu dengan aman dan damai serta maafkanlah kesalahan saudaramua itu, sebab sesungguhnya jahatlah orang yang tidak bersedia diajak berdamai oleh saudaranya. Ia aka diputuskan hubungannya sebab ia telah mencoba menanam benih perpecahan diantara mereka sendiri.”
“Tinggalkanlah keinginan untuk mengikuti hawa nafsu dan bersitegang satu sama lain, walaupun seandainya kamu berada di pihak yang benar, bersikaplah merendahkan hati, seakan-akan kamu yang bersalah, agar kamu sendiri diperlakukakn dengan pengampunan oleh Allah swt.”
“Ingatlah.. tinggalkanlah kemarahan, karena kesombongan dan takabur itu timbul dari kemarahan yang tak terkendali.. maka aku tdak mengkhendaki orang-orang yang dalam jemaatku menganggap satu sama lain lebih kecil atau lebih besar, atau saling menyombongkan diri satu sama lain, dan menadang dengan pandangan yang rendah, Allahtaala lebih mengetahui siapakah yang besar dan siapakah yang lebih kecil.”
“Selama manusia melakukan amal dengan niat yang baik barulah ia kana bersa dalam jemaatku. Naumn hanya mendakwakan diri sebagai seorang ahmadi sama sekali tidak ada faedahnya. Selama idia tidak mau merendahkan hatinya, maka semua pendakwaannya tidak ada manfaatnya, dan tidak ada manfaatnya dari bai’atnya..”
“Ingatlah setiap ghair
ahmadi yang berjumpa dengan kaian, ia akan melihat perangai kalian, dan ia akan
memperhatikan bagaimana prilaku kalian , akhlak budi pekerti kalian serta
menilai bagaimana disiplin kalian dalam mentaati pertauran, dan mentaati hokum Allahjika
mereka mejumpai smua tidak baik, maka mereka akan terpedaya oleh kalian, maka
ingatlah kalian kepada semua perkara itu..”
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ٢ كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ [7]
“Jadi Allah swt sangat tidak menyukai perkaran yang bertolak belakang dengan perbuatan, bahkan itu merupakan dosa. Kalian dengarlah perkataanku dan ingatlah benar benar bahwa jika perkataan seseorang tidak dengan kesungguhna hati dan amal maka perkataan itu tidak ada manfaatnya…”
“Jika jemaat kita ini mau menjadi jemaat yang sejati, maka mereka harus bersedia menghadapi maut dan berusaha menghadapi semua kesulitan dan kesukaran”
Semoga kita senantiasa
dapat memenuhi semua tujuan dan hakikat baiat ini, yang tidak hanya semata-mata
diucapkan saja, melainkan kita selalu berusaha untuk mengamalkan, sera
melakukan perubahan di dalam diri kita masing-masing. Amiin.
وَءَاخِرُ دَعۡوَىٰنا أَنِ ٱلۡحَمۡدُ
لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
mujeeb @
[1] Barangsiapa yang
bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (At-Talaq: 2-3)
[2] Katakanlah jika
kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allahakan mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu. Allahmaha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Ali-Imran:
31)
[3] Katakanlah
sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam (Al-An’am: 162)
[4] Kamu sekali-kali
tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),sebelum kamu menafkahkan sebagian
harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allahmengetahuinya.
(Ali-Imran: 92)
[5] Dan
barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya
sendiri. Sesungguhnya Allahbenar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari semesta alam. (Al-Ankabut: 6)
[6] "Bacalah
kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab
terhadapmu" (Al-Isra :14)
[7] Wahai
orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allahbahwa kamu mengatakan apa-apa yang
tidak kamu kerjakan (As-Saf: 2-3)
[1] (dzikir habib, H.437-438)Jin dan Manusia kecuali untuk menyembah-Ku” ( Al-Dzariyyat: 57)
[1] “Sesungguhnya orang-orang yang bai’at kepada
Engkau (Muhammad Saw) sebenarnya mereka baiat ditangan Allah, tangan Allahada
diatas tangan mereka, maka barangsiapa memutuskan janjinya, maka ia
memutuskannya untuk kerugian dirinya sendiri, dan barang siapa yang
menyempurnakan apa yang telah dijanjikannya kepada Allah, maka Dia pasti akan
memberinya ganjaran yang sangat besar.” ( Al-Fath: 11)