Pengikut

Sabtu, 19 Juni 2021

Urgensi dan Hakikat Bai’at

 

إِنَّ ٱلَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ ٱللَّهَ يَدُ ٱللَّهِ فَوۡقَ أَيۡدِيهِمۡۚ فَمَن نَّكَثَ فَإِنَّمَا يَنكُثُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ أَوۡفَىٰ بِمَا عَٰهَدَ عَلَيۡهُ ٱللَّهَ فَسَيُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمٗا [1]١٠

Allahmenciptakan manusia tidak terlepas dari sebab dan tujuan. Allah swt tidak mungkin sengaja  menjadikan manusia di muka bumi ini hanya sebagai makhluk yang sia-sia dan tidak berguna. Akan tetapi, manusia diciptakan untuk mengenal Sang penciptanya dan beribadah kepada-Nya, sesuai dengan firman-Nya: 

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦ [1]

Jalan untuk memperkenalkan Sang Khalik kepada hambanya. Allahswt telah memilih seorang atau beberapa orang dari antara hamba-hamba-Nya. Hamba yang terpilih oleh Allahitu disebut dengan nabi atau rasul.

Aku adalah khazanah tersembunyi, maka Aku ingin dikenal, untuk itu Aku ciptakan Adam.

Dengan memperhatikan pelajaran al-quran dan siklus tarikh Jemaat para nabi Allah swt, dapat diketahui bahwa bila Allah swt mengirim seorang rasul atau nabi ke dunia ini, maka bukanlah maksudnya seseorang datang ke dunia ini dengan berceramah kemudian terus pulang, melainkan maksud Allah swt mengutus nabi dan rasulnya ialah untuk mengadakan perubahan dan revolusi di dunia ini. Sebagaimana Imam Razi berkata:

Ketahuilah bahwa kebanyakan manusia terkena penyakit rohani yaitu mereka cinta kepada dunia, loba, hasad, sombong, mencari harta benda yang banyak dan sebagainya. Sedangkan dunia ini adalah seperti rumah sakit yang penuh dengan orang-orang sakit, dan nabi-nabi adalah seperti dokter-dokter yang mahir.[1]

Untuk itu menurut akal manusia dan siklus kehidupan mengkhendaki suatu keterikatan jism dan rohani dengan seorang utusan Allah swt. Untuk mengadakan sebuah perubahan suci di dunia ini. Menurut istilah Islam, ikatan yang dijalin dengan sukarela untuk menyerahkan segala yang dimiliki dan senantiasa diikuti dengan perasaan setia, taat baik dalam keadaan suka maupun duka itu dinamakan bai’at.

Maka beruntunglah bagi kita yang telah beriman dan bai’at kepada Imam Mahdi as pada akhir zaman ini, dimana beliau as sebagai utusan Allah swt, murid setia dari nabi besar Muhammad saw, karena seandainya kita tidak mau menerima dan tidak mau bai’at , maka Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa yang mati, sedangkan dalam hidupnya tidak ada ikatan bai’at, maka ia mati secara jahilliyyah.”

[1] (Al-Tafsir al-Kabir, Juz. 5, H. 429/ Syara Fususul Hikam, H.174).


[1] “Dan tidaklah Aku menciptakan 

Tetapi karena kelemahan pada fitrat manusia, banyak diantara kita yang mengartikan bahwa dengan sekedar mengucapkan kami sudah bai’at kepada Hadhrat Imam Mahdi as, kami cinta kepada beliau as, namun tanpa melakukan amal, tanpa memahami tujuan dari bai’atnya, mereka menganggap bahwa baiat, kecintaan, keimanan mereka itu telah sempurna, dan keselamatan pun akan diraih. Sungguh suatu penyesalan yang sangat besar atas adanya anggapan tersebut, Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda:

Ingatlah!!, kalian sudah menyatakan bai’at dan telah berikrar janji. Ikrar melalui mulut mudah saja, akan tetapi melaksanakan janji itu sungguh susah dan berat sekali[1]

Melakukan bai’at berarti menyadari hakikat bai’at. Seseorang yang melakukan bai’at secara langsung, menempatkan tangan diatas tangan, tetapi tidak mengerti atau tidak peduli tujuan sebenarnya maka bai’atnya tidak berguna dan tidak memiliki arti apa-apa dimata Allah swt., melakukan bai’at hanyalah kulit luar sedangkan inti ada di dalamnya. Kondisi seseorang hendaknya jangan seperti telur yang tidak memilki kuning  atau putih dan terpaksa dibuang. Dia harus memeriksa diri sendiri apakah dia hanya kulit belaka atau apakah ada isi didalamnya.

Sabda beliau as ini mengingatkan kepada kita sebuah pepatah, mengatakan:

“Iman tanpa amal, iman tanpa realisasi bagaikan pohon yang tak berbuah, bahkan tak ayall berkahir kering dan mati.”

Berkenaan dengan hal itu, marilah kita renungkan daripada tujuan-tujuan bai’at yang telah disabdakan oleh Beliau as:

1.   Fanaa Fillah (Fana kepada AllahSwt)

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا ٢ وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ [1]

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Setelah masuk ke dalam jemaat ini, pertama- tama harus dilakukan perubahan kehidupan, harus mempunyai keimanan sejati terhadap Allah swt, bahwa Allah sangat berguna untuk dimintai pertolongan dalam setiap terjadi musibah. Jangan sekali-kali memandang perintah-perintah-Nya itu dengan pandangan hina, segala perintahnya harus dijunjung tinggi dan hal itu harus dibuktikan dengan amal perbuatan.”

“Tujuan sebenarnya bai’at bahwa pertama yang sangat penting adalah manusia harus meyakini Allah itu adalah Tuhan yang maha esa, tidak ada sekutu baginya.  Hakikat bai’at harus sepenuhnya dipahami dan dilaksanakan. Dan hakikat bai’at adalah bahwa orang yang bai’at harus sepenuhnya dipahami dan dilaksanakan.”

“Dan hakikat bai’at adalah bahwa orang yang bai’at menanamkan perubahan yang tulus, serta takut kepada Allah ta’ala dan setelah mengetahui tujuannya yang sejati menunjukan contoh yang murni, jika gagal melakukan ini tidak ada manfaatnya melakukan bai’at. Sebaliknya baiat tersebut akan menjadi sebab hukuman yang lebih besar, sebab sengaja tidak mematuhi perjanjian setelah membuatnya sangat berbahaya.”

“Keinginan-keinginan hawa nafsu adalah syirik dia menutupi kalbu manusia, sekalipun manusia telah melakukan bai’at, maka syirik itu akan menjadi sebab tergelincirnya bagi dirinya. Sekalipun dia sudah melaukan bai’at banyak manusia yang tergelincir, sebabnya adalah ia tidak memahami maksud dan tujuan bai’at itu dengan sesungguh-sungguhnya. Sedangkan maksud dan tujuan bai’at itu adalah menyerahkan diri seluruhnya secara sempurna kepada kehendak Allah swt dan membersihkan diri dari setiap jenis syirik.”

2.   Fanaa Fil Mahbub

 

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٣١[2]

“Tujuan sebenarnya bai’at adalah  meyakini bahwa Muhammad saw adalah Rasulullah dan Nabiyullah yang benar… mengikuti Rasulullah saw dengan sebenar-benarnya.”

“Janganlah kalian hendak meninggalkan al-quran seperti sebuah buku yang telah dilupakan, sebab didalamnya mengandung sumber kehidupanmu. Barangsiapa yang memuliakan al-quran diatas segala hadits dan sabda-sabda yang lain, ia akan dijunjung tinggi di langit. Bagi bani adam kini tidak ada seorang rasul dan juru syafaat lain kecuali Muhammad musthafa saw. Maka berusahalah kamu sekalian untuk mendambakan kecintaan yang semurni-murninya bagi nabi agung ini. Janganlah memberi tempat kepada siapapun yang lebih tinggi dari pada beliau saw, agar kamu dimasukan kedalam golongan orang-orang yang diberi keselamatan oleh Allah swt.

 

3.   Jihad dan perubahan dunia baru

قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ [3]١٦٢

“ Tujuan dari pendakwaanku adalah Tuhan mengkhendaki agar di dalam diri kalian terjadi perubaan yang sangat besar, dan sifatnya menyeluruh, dia menuntut dari kalian suatu maut, sesudah menjalani maut itu kalian akan diberi kehdupan baru oleh Tuhan.”

 

“Perubahan adalah sangat penting setelah mengambil bai’at, dan jika tidak perubahan yang dilakukan maka perbuatan itu sama saja dengan mempermainkan bai’at. Sesungguhnya orang yang melakukan bai’at hanyalah orang yang kehidupannya yang sebelumnya mati dan dia memulai kehidupan baru setelah baiat.”

“Aku sekali lagi ingin mengatakan bahwa janganlah kamu merasa puas bahwa secara lahir kamu telah bai’at, bentuk lahir tidaklah mengandung hakikat apa-apa. Tuhan melihat tembus kedalam hati kamu sekalian, dan di akan menuntut kamu sesuai dengan keadaan hatimu, dan ingatlah baik-baik, jika kalian tidak menerapkan taqwa dan tidak banyak melakukan kebaikan-kebaikan yang dikehendaki oleh Allah swt, maka sebelum yang lain, Allah swt pertama-tama akan membinasakan kalian, sebab kalian telah mempercayai suatu kebenaran, kemudian kalian menolak untuk mengamalkannya. Kalian sama sekali jangan merasa cukup dan sombong bahwa kalian telah melakukan bai’at. Selama kalian belum menerapkan taqwa sepenuhnya, sekali-kali kalian tidak akan dianugerahi keselamatan. Secara zahiriah Allahswt tidak memiliki tali persaudaraan dengan siapapun.”


4.   Jihad dengan harta

لَن تَنَالُواْ ٱلۡبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٞ ٩٢[4]

 

“Ada orang yang melakukan bai’at dan mereka juga berikrar bahwa mereka akan mendahulukan agama daripada dunia, akan tetapi ketika dihimbau untuk memberikan bantuan (candah), maka mereka pegangi saku mereka kuat-kuat. Nah apakah dengan kecintaan terhadap dunia yang demikian itu dapat mencapai suatu tujuan rohaniyah/ baiat? Tidak sama sekali tidak.”

 

“Tampak dalam beberapa hari ini ratusan orang telah bai’at, tidak ada seorangpun yang menganjurkan kepada mereka bahwa disni diperlukan candah..” hendaknya setiap orang yang telah bai’at berjanji bahwa ia senantiasa akan memberikan sekian besar candah. Sebab , seseorang yang berusaha dan berjanji untuk Allah swt, maka Allah akan memberkati rezeqinya.”

 

“Jika ada orang yang tidak mengetahui, maka hendaknya diberitahu, hendaknya diberi pengertian supaya mereka ta’at sepenuhnya, jika begitu saja pun mereka tidak berjanji (berkorban di jalan Allah Swt), maka apa gunanya bergabung dengan jemaat.”

“Seseorang yang sangat kikir , jika seandainya satu sen dia sisihkan setiap hari. Dari uangnya untuk candah , maka dengan itu dia dapat memberikan cukup banyak, jika ada seseorang yang makan empat potong roti, dia hendaknya menyisihkan sepotong roti untuk jemaat ini. Dan biasakanlah diri untuk menyisihkan seperti itu.. padahal disini candahnya sangat ringan, jadi barangsiapa tidak berjanji, dia hendaknya dikeluarkan, dia adalah munafik, dan hitam hatinya…”

“Perjanjian ini adalah perjanjian dengan Allahswt, ini harus diingat, mengambil sikap yang berlawanan dengan itu adalah sebuah pengkhianatan…”

“Telah datang masanya ketika ratusan orang bai’at, akan tetapi setelah itu, sangat sedikit orang yang membayar candah secara dawam setiap bulannya, apalah yang dapat diharapkan lagi dari orang yang tidak memberikan bantuan beberapa rupiah kepada jemaat ini sesuai dengan kedudukan, kemampuan serta taufik yang ia peroleh, dan apalah manfaat wujud dia ada bagi jemaat ini?”

“Jadi saya tekankan, kepada setiap kalian (yang telah bai’at), supaya memberitahukan saudara-saudara kalian mengenai candah. Juga kepada mereka yang lemah pun, ini bukanlah suatu kesempatan yang datang ke tangan kita, betapa ini suatu zaman yang penuh dengan berkat. Ketika tidak ada dituntut suatu pengorbanan jiwa. Dan zaman ini pun bukanlah zaman pengorbanan jiwa, melainkan suatu zaman bagi pengorbanan harta sesuai dengan kemampuan semata. Orang yang telah memberikan sedikit-sedikit namun secara dawam adalah lebih baik daro pada orang yang memberikan banyak namun hanya kadang-kadang.”

5.   Jihad melawan diri sendiri

وَمَن جَٰهَدَ فَإِنَّمَا يُجَٰهِدُ لِنَفۡسِهِۦٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ ٱلۡعَٰلَمِينَ  ٦[5]                             

ٱقۡرَأۡ كِتَٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبٗا [6]١٤

 

“Zaman sekarang ini zaman peperangan rohani, peperangan dengan syaithan sudah mulai, degan membawa semua kemakaran dan tipu daya.”

“Secara zahirnya orang-orang yang telah menerima kebenaran dakwaku (bai’at), diwaktu sekarang ini harus melakukan peperangan yang sangat hebat terhadap nafsunya sendiri. Dia akan mengalami keadaan yang memaksa dirinya harus berpisah dari saudara-saudara kandungnya sendiri, kegiatan ekonomi dan perniagaannya akan terpaksa harus terputus, dia terpaksa harus mendengar berbagai mcam penghinaan dan mendengar kutuk laknat dari manusia, akan tetapi gajaran dari perkara itu semua akan diterima di sisi tuhan yang maha kuasa

Ingatlah untuk mengalahkan kekuatan syaithan –syaithan jahat yang berkeliara diluar kita harus berusaha untuk mengatasi syaithan yang ada di dalam diri kita masing-masing.”

“ Sebab kemenangan kita dapat diperloeh bukan karena adanya hubungan zahiriyah denganku, melainkan dengan jalan khusuknya beroa yang dipanjatkan kepada Allahswt. Dan untuk kemakbulan doa-doa kita, diperlukannya amal perbuatan yang sesuai dengan kehendak Allahswt.. Allahswt mengkhendaki agar mereka yang menerima pendakwaanku memperlihatkan contoh kehidupan takwa dan kebersihan serta kesucian hati, dan ini sesuai dengan tujuan dia mendirikan silsilah ahmadiyah ini.”

“Jika kalian memiliki pertentangan antar satu sama lain, sudahilah pertentangan itu dengan aman dan damai serta maafkanlah kesalahan saudaramua itu, sebab sesungguhnya jahatlah orang yang tidak bersedia diajak berdamai oleh saudaranya. Ia aka diputuskan hubungannya sebab ia telah mencoba menanam benih perpecahan diantara mereka sendiri.”

“Tinggalkanlah keinginan untuk mengikuti hawa nafsu dan bersitegang satu sama lain, walaupun seandainya kamu berada di pihak yang benar, bersikaplah merendahkan hati, seakan-akan kamu yang bersalah, agar kamu sendiri diperlakukakn dengan pengampunan oleh Allah swt.”

“Ingatlah.. tinggalkanlah kemarahan, karena kesombongan dan takabur itu timbul dari kemarahan yang tak terkendali.. maka aku tdak mengkhendaki orang-orang yang dalam jemaatku menganggap satu sama lain lebih kecil atau lebih besar, atau saling menyombongkan diri satu sama lain, dan menadang dengan pandangan yang rendah, Allahtaala lebih mengetahui siapakah yang besar dan siapakah yang lebih kecil.”

“Selama manusia melakukan amal dengan niat yang baik barulah ia kana bersa dalam jemaatku. Naumn hanya mendakwakan diri sebagai seorang ahmadi sama sekali tidak ada faedahnya. Selama idia tidak mau merendahkan hatinya, maka semua pendakwaannya tidak ada manfaatnya, dan tidak ada manfaatnya dari bai’atnya..”

“Ingatlah setiap ghair ahmadi yang berjumpa dengan kaian, ia akan melihat perangai kalian, dan ia akan memperhatikan bagaimana prilaku kalian , akhlak budi pekerti kalian serta menilai bagaimana disiplin kalian dalam mentaati pertauran, dan mentaati hokum Allahjika mereka mejumpai smua tidak baik, maka mereka akan terpedaya oleh kalian, maka ingatlah kalian kepada semua perkara itu..”

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ٢ كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ [7]

“Jadi Allah swt sangat tidak menyukai perkaran yang bertolak belakang dengan perbuatan, bahkan itu merupakan dosa. Kalian dengarlah perkataanku dan ingatlah benar benar bahwa jika perkataan seseorang tidak dengan kesungguhna hati dan amal maka perkataan itu tidak ada manfaatnya…”

“Jika jemaat kita ini mau menjadi jemaat yang sejati, maka mereka harus bersedia menghadapi maut dan berusaha menghadapi semua kesulitan dan kesukaran”

Semoga kita senantiasa dapat memenuhi semua tujuan dan hakikat baiat ini, yang tidak hanya semata-mata diucapkan saja, melainkan kita selalu berusaha untuk mengamalkan, sera melakukan perubahan di dalam diri kita masing-masing. Amiin.

 

وَءَاخِرُ دَعۡوَىٰنا أَنِ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ

mujeeb @



[1] Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (At-Talaq: 2-3)

[2] Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allahakan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allahmaha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Ali-Imran: 31)

[3] Katakanlah sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (Al-An’am: 162)

[4] Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allahmengetahuinya. (Ali-Imran: 92)

[5] Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allahbenar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Al-Ankabut: 6)

[6] "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu" (Al-Isra :14)

 

[7] Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allahbahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan (As-Saf: 2-3)

 


[1] (dzikir habib, H.437-438)Jin dan Manusia kecuali untuk menyembah-Ku” ( Al-Dzariyyat: 57) 

[1] Sesungguhnya orang-orang yang bai’at kepada Engkau (Muhammad Saw) sebenarnya mereka baiat ditangan Allah, tangan Allahada diatas tangan mereka, maka barangsiapa memutuskan janjinya, maka ia memutuskannya untuk kerugian dirinya sendiri, dan barang siapa yang menyempurnakan apa yang telah dijanjikannya kepada Allah, maka Dia pasti akan memberinya ganjaran yang sangat besar.” ( Al-Fath: 11)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar