Ketinggian Al-Quran Suci
Dalam Pandangan Hadhrat Masih Mau’ud as
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ
الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ
شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ
فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ
بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا
هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (البقرة: 186)
"Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk agung bagi umat manusia sebagai tanda-tanda
nyata yang di dalamnya terdapat penjelasan tentang petunjuk dan pembeda antara
hak dan batil. Maka, barang siapa di antara kamu melihat bulan ini, berpuasalah
di dalamnya. Dan barangsiapa
sakit atau dalam perjalanan, hendaknya menyempurnakan bilangannya pada hari-hari lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu, dan ingin supaya kamu bisa menyempurnakan bilangannya dengan
mudah, dan supaya kamu mengagungkan Allah karena telah memberi petunjuk
kepadamu dan supaya kamu bersyukur." (2:186)
“Wa Kaana
Jibrilu Yalqoohu fii kulli lailatin Min Syahri Romadhoona Fayudaarisuhul
Qur’an”
( Hr. Bukhari)
“
Dan Jibril menemui Beliau Saw di setiap bulan Ramadhan untuk mudarosah
(mempelajari ) al-Quran .”
Bulan Ramadhan datang
berkali-kali dalam kehidupan kita. Kita tahu bahwa selama kehidupan Hadhrat Muhammad Rasulullah
saw setiap tahun selama bulan
Ramadhan Hadhrat Jibril selalu mengulangi Al-Qur'an yang telah diwahyukan
sampai saat itu dengan beliau Saw, dengan pengecualian tahun terakhir dalam kehidupan Hadhrat Rasulullah saw ketika Al-Qur’an telah diwahyukan
secara keseluruhan dan beliau telah menerima wahyu:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ
دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ
دِينًا (المائدة: 4)
'... hari ini telah Aku
sempurnakan untukmu agamamu dan telah Ku-lengkapkan atasmu nikmat-Ku dan telah
Ku-pilih Islam sebagai agamamu ... '(Al-Maidah 5:
4).
Menurut hadist yang diriwayatkan oleh Hadhrat 'Aisyah ra. pada Ramadhan tahun terakhir ini Jibril turun
dan Al-Qur'an diulang sebanyak dua kali.
Dari keterangan di atas
tentunya kita mesti memahami bahwa ada beberapa hikmah berkenaan dengan
tingginya derajat Al-Quran ini, yang mesti kita renungkan dan amalkan didalam
kehidupan kita sehari-hari. Dibawah ini,
beberapa tulisan dan sabda Hadhrat Masih Mau’ud as, dari banyaknya tulisan dan
sabda-sabda Beliau As, berkenaan dengan
ketinggian derajat Al-Quran.
1.
Al-Quran Merupakan Sumber Petunjuk/
Hukum Pertama dari antara 3 sumber Hukum
Hadhrat Masih Mau’ud as Bersabda:
“….Ada tiga hal yang Tuhan telah berikan kepadamu
sebagai petunjuk. Yang pertama-tama adalah Al-Quran….” .
Sarana petunjuk kedua ialah Sunnah, yakni, teladan
suci yang diperlihatkan dengan amal perbuatan Rasulullah s.a.w., umpamanya:
untuk memperlihatkan cara Shalat beliau s.a.w. shalat, dan untuk memperlihatkan
cara puasa beliau sendiri melakukan puasa. Yang demikian itu disebut Sunnah,
yakni, amal perbuatan Nabi s.a.w. yang memperlihatkan firman Tuhan dalam bentuk
amal perbuatan.
Sarana petunjuk ketiga ialah Hadits, yakni, sabda-sabda
Nabis.a.w. yang dikumpulkan sesudah beliau tiada. Derajat Hadits adalah lebih
rendah dari Quran dan Sunnah, sebab kebanyakan Hadits adalah meragukan. Akan
tetapi jika disertai Sunnah, maka Hadits itu akan menjadi sesuatu yang yakin.”
Dari sabda Beliau as, dapat dipahami bahwa sumber Hukum
atau petunjuk bagi kita ada 3 tingkatan yakni Al-Quran, Sunah Nabi dan Hadits.
Lebih jauh Beliau as menjelaskan berkenaan dengan derajat masing-masing, terutama
dalam menjelaskan derajat antara Sunah dan Hadist merupakan sesuatu yang
berbeda.
Beliau as bersabda: “Hendaklah diingat, ketika datang
seorang nabi dari Allah SWT, maka ia datang dengan mengemban dua tanggung
jawab. Dan menjadi kewajiban baginya untuk menyampaikan kedua tanggung jawab
tersebut sebagai amanat. Yang pertama adalah Kalam Ilahi. Yang kedua
adalah memperlihatkan amalan yang sesuai dengan Kalam Ilahi. Dalam
pandangan Tuhan, kedua hal ini merupakan ashl (perkara yang pokok). Kedua hal
itulah yang disebut Kitab dan Sunah. Sekarang ada hal ketiga yang disertakan
dengan keduanya. Ia adalah hadis.
Keyakinan kami adalah, perkara yang ketiga, yakni hadis, kami tidak akan
menerimanya selama ia bertentangan dengan yang dua, yakni Kitab dan sunah. Sebagai suatu kesalahan besar, orang-orang
itu telah mencampuradukkan antara sunah dengan hadis dan menjadikannya satu.
Padahal sunah dan hadis adalah dua hal yang terpisah. Sunah adalah sesuatu yang
lain, dan hadis merupakan hal yang lain lagi. Arti sunah adalah thariq (cara)
dan amal (perbuatan), sedangkan pengertian hadis hanyalah perkataan.
2.
Al-Quran Merupakan Jalan untuk
Bermujahadah atau Berjihad
Ketika berbicara berkenaan dengan Jihad, tentunya pengertiannya
tidak dapat kita sempitkan ke dalam jihad melalui peperangan semata, tetapi
Hadhrat Masih Mau’ud as mengajarkan kepada kita bahwa untuk melaksanakn Jihad
pada tingkat Jihad Kabir, Beliau As menuntun kepada kita untuk senantiasa
mengamalkan dan mematuhi dari perintah-Perintah Allah Swt.
Beliau As Bersabda: “…Berhati-hatilah dan janganlah melangkahkan
kaki walaupun hanya selangkah tetapi bertentangan dengan ajaran Tuhan dan
petunjuk AlQuran. Aku berkata dengan sesungguh-sungguhnya, bahwa barangsiapa
mengabaikan suatu perintah sekecil-kecilnya di antara sejumlah tujuh ratus buah
perintah Al-Quran, ia menutup pintu keselamatan bagi dirinya sendiri dengan
tangannya sendiri. Jalan keselamatan yang sempurna dan hakiki dibuka oleh
Al-Quran, sedang semua jalan lainnya adalah bayangannya.”
3.
Al-Quran Merupakan Sarana Kebahagiaan
dan Ladang Pahala
Dalam membahas berkenaan dengan Sarana Kebahagian
tentunya kita sebagai orang-orang beriman menilai sebuah kebahagian sejati
adalah ketika kita mencintai Allah Swt dan Allah Swt mencintai kita sehingga
hubungan erat dengan Sang Maha Pencipta itu bagaikan seorang kekasih yang
saling mencintai. Hadhrat Masih Mau’ud As, menjelaskan bagaimana cara
kebahagian itu dapat diperoleh melalui Al-Quran.
Beliau As bersabda: “Maka, bacalah Al-Quran dengan
seksama dan hendaklah kamu sangat mencintainya, dan dengan demikian rupa
cintanya sehingga kamu belum pernah mencintai sesuatu yang lain dari itu,
karena sebagaimana Tuhan berfirman kepadaku: Yakni, bahwa segala macam kebaikan
terdapat di dalam Al-Quran, itu sungguh benar!
“Alangkah sayangnya orang-orang yang lebih mengutamakan
sesuatu selain Al-Quran. Sumber segala kebahagiaan dan keselamatan bagimu
terdapat di dalam Al-Quran. Tiada sebuah pun keperluan agamamu yang tidak
terdapat di dalam Al-Quran. Saksi yang membenarkan maupun yang mendustakan
keimananmu pada hari kiamat adalah AlQuran. Di bawah kolong langit ini tidak
ada sebuah Kitab pun yang secara langsung dapat memberi petunjuk kepadamu
kecuali Al-Quran. Allah Ta'ala telah berkenan berbuat banyak kebajikan kepadamu
dengan menganugerahkan kepadamu sebuah kitab Suci seperti Al-Quran.”
“…Mereka tahu bahwa
Al-Qur'an adalah kunci semua keberhasilan dan harus diikuti. Namun, tidak,
bahkan (Al-Quran)
itu tidak dipedulikan! ... Umat Muslim seharusnya
- dan juga penting bagi mereka saat ini –menganggap mata air ini sebagai
berkah yang
luar biasa dan menghargainya. Menghargai adalah dengan
mengamalkannya. Maka
Mereka akan melihat bagaimana Allah Ta’ala akan menghilangkan
masalah dan kesulitan mereka. Seandainya umat Muslim memahami dan merenungkan
bahwa Allah Ta'ala telah menciptakan jalan kebaikan bagi mereka dan mereka
melangkah di atasnya dan mengambil manfaatnya.”
4.
Al-Quran Merupakan Nikmat dan Harta
Pusaka untuk Kehidupan di dunia dan di Akhirat
Hadhrat
Masih Mau’ud as menjelaskan berkenaan dengan ketinggian nikmat dan kelebihan
al-Quran diantara kitab-kitab yang lain, Al-Quran merupakan nikmat yang
dianugerahkan dalam bentuk Rohulkudus yang menampakkan diri dalam bentuk yang
agung, sehingga seluruh alam semesta dipenuhi oleh wujudnya dan bumi sampai
langit
Beliau As Bersabda: “…Oleh karena itu hargailah nikmat
yang dilimpahkan kepadamu. Nikmat itu sungguh berharga sekali. Nikmat
kesayangan itu merupakan suatu harta pusaka yang besar nilainya. Jika sekiranya
Al-Quran tidak diturunkan, maka seantero dunia ini tidak ubahnya hanya laksana
segumpal daging yang menjijikkan belaka. Al-Quran adalah sebuah Kitab agung,
dan semua petunjuk tandingannya adalah tidak berarti.”
“Pembawa Injil adalah Rohulkudus yang menampakkan diri
dalam bentuk seekor burung merpati, seekor hewan yang tak berdaya lagi lemah,
seekor kucing pun dapat menerkamnya. Oleh karena itulah hari demi hari
orang-orang Kristen kian jatuh ke jurang kelemahan, lagi pula jiwa rohaniatnya
sudahtidak ada lagi di dalam diri mereka, sebab tumpuan keimanan mereka
terletak pada burung merpati.”
“Akan tetapi Rohulkudus Al-Quran menampakkan diri dalam
bentuk yang agung, sehingga seluruh alam semesta dipenuhi oleh wujudnya dan
bumi sampai langit. Jadi, alangkah jauhnya perbedaan di antara burung merpati
dan penampakkan agung yang disebutkan juga di dalam Al-Quran Suci.”
5.
Al-Quran adalah sarana Hijrah menjadi seorang I’badur
Rahman (Hamba-Hamba Allah Yang dirahmati-Nya)
Hadhrat Masih Mau’ud As Bersabda: “Al-Quran dapat
membuat seorang orang menjadi insan suci dalam jangka waktu seminggu. Al-Quran
dapat membuat dirimu seperti para nabi, asalkan saja kamu sekalian, dari segi
lahiriah atau pada dasarnya, tidak berpaling daripada Al-Quran. Selain Al-Quran
Kitab mana lagi yang pada awal mula sekali mengajarkan kepada para pembacanya
doa, dan memberikan pengharapan sebagai berikut:
Yakni, tunjukkanlah kepada kami jalan
kenikmatankenikmatan yang telah ditunjukkan kepada orang-orang dahulu, yaitu nabi,
shiddiq, syahid, dan saleh! Oleh karena itu, pertinggilah semangatmu, dan
janganlah menolak seruan AlQuran sebab Dia berkenan memberi kepadamu
kenikmatankenikmatan yang pernah dianugerahkan kepada orang-orang dahulu.
Tidakkah Dia memberikan kepadamu negeri dan Baitul Muqaddas yang pernah
dipunyai orang-orang Bani Israil dan yang kini ada di dalam kekuasaanmu?
6.
Al-Quran Merupakan Kitab Syariat yang sempurna, dan
Melengkapi kitab-kitab yang lain
Hadhrat Masih Mau’ud As
bersabda, "Ketahuilah dengan pasti bahwa (Al Quran)
ini menyampaikan suatu agama yang tidak ada keberatan bisa ditujukan padanya
karena berkat-bekat dan buah-buahnya segar. Injil tidak menjelaskan agama
dengan sempurna. Ajarannya mungkin sesuai dengan masa itu tetapi jelas tidak cocok untuk setiap
zaman dan untuk setiap situasi. Keunggulan ini hanya dimiliki oleh Al-Qur’an karena
Allah Ta'ala telah memberikan obat penawar untuk setiap penyakit di dalamnya
dan telah memberikan tarbiyat bagi semua kemampuan (manusia). Keburukan apapun telah dijelaskan, cara untuk menghapusnya juga telah diberikan. Oleh karena itu, teruslah baca Al-Qur’an dan teruslah berdoa dan berusaha dan jaga tindakan
kalian sesuai dengan ajarannya.
Lebih Jelas Beliau
Bersabda: “Al-Quran tidak mengatakan kepadamu seperti yang dikatakan Injil
bahwa kamu jangan memandang kepada wanita-wanita bukan muhrim dengan pandangan
buruk dan dengan pikiran yang mengandung rasa berahi, sedangkan memandang
kepada mereka tanpa itu (padangan buruk dan mengandung berahi) adalah halal. Malahan Al-Quran
mengatakan, bahwa janganlah sekali-kali memandang (kepada mereka), baik dengan
pandangan buruk atau pun pandangan baik, karena hal itu semua dapat menyebabkan
kamu tergelincir. Kebalikannya, hendaklah kamu, bilamana berhadapan dengan
orang-orang bukan-muhrim meredupkan matamu; dan hendaklah jangan sedikit pun
mengetahui parasnya. Akan tetapi diperkenankan (memandang) sampai batas seperti
keadaan orang berpenyakit katarak, melihat dengan mata berkabut.”
“Al-Quran tidak mengatakan kepadamu seperti yang
dikatakan Injil, bahwa Kamu hendaknya jangan minum minuman keras sebanyak yang
dapat menjadikanmu mabuk, tetapi Al-Quran mengatakan bahwa janganlah sama
sekali meminumnya, sebab kamu tidak akan menemukan jalan Tuhan, dan Tuhan tidak
akan bercakap-cakap denganmu, lagi Dia tidak akan membersihkan kamu dari
kekotorankekotoran. Dan Al-Quran mengatakan, bahwa itu adalah penemuan syaitan,
maka kamu harus menjauhinya.”
“Al-Quran tidak hanya mengatakan kepadamu seperti yang
dikatakan Injil, bahwa janganlah kamu marah kepada saudaramu tanpa sebab;
tetapi ia (Al-Quran) mengatakan bahwa kamu hendaknya bukan hanya harus menahan
amarahmu saja, bahkan amalkanlah pula:. (memberi nasihat dengan kasih-sayang) dan
hendaknya kamu mengatakan pula kepada orang lain supaya berlaku serupa itu.
Bukan hanya kamu sendiri yang berlaku kasih-sayang, melainkan kamu
mengamanatkan kepada semua saudaramu juga untuk berkasih sayang.”
Inilah beberapa contoh yang Beliau as Jelaskan berkenaan
dengan Kesempurnaan
Al-Quran yang sempurna dan melengkapi dari kitab-kitab
terdahulu.
Semoga Allah memberi taufik kepada kita untuk menjadikan
kitab agung ini bagian dari kehidupan kita dan meraih keridhaan Allah! Semoga Ramadhan ini memberi kita pengetahuan yang lebih
besar tentang Al-Qur'an.
Wa Aakhiru Da’wana “anilhamdulillahi
Robbil’alamin.
Khaksar
Ataul Mujeeb Ya,
Belitung