Pengikut

Jumat, 26 Februari 2021

Seri Khazanah: Nasihat Khalifah Islam

 

Nabi Muhammad saw adalah contoh terbaik dalam bersyukur

Bukan hal yang baru bagi yang mulia, Khalifah umat  Islam saat ini yakni Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba, senantiasa mengingatkan kepada semua umat Islam agar selalu mengamalkan sunah-sunah Rasulullah saw, salah satunya adalah bersyukur dalam berbagai aspek kehidupan.  Beliau atba bersabda:

“Di dalam diri Rasulullah saw. terkumpul semua akhlak yang tentangnya fikiran manusia dapat lingkupi, dan di dalam dzat beliau saw, terkumpul semua akhlak yang pantulannya nampak atau dapat nampak dalam diri hamba-hamba pilihan Allah dan pada diri para nabi Allah. Dari antara semua itu satu akhlak adalah bersyukur atau  berterima kasih. Di dalam Al-Quran berkenaan dengan Hadhrat Ibrahim Allah berfirman: - syaakiral-lian'umih -"yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah". (An-Nahl 122). Dan berkenaan dengan Hadhrat Nuh as., Dia berfirman:

innahu kaana 'abdaan syakura - "sesungguhnya dia adalah hamba [Allah] yang banyak bersyukur". (Bani Israil 4).

Sama sekali bukanlah maksudnya bahwa legimitasi (pengakuan dari Allah itu hanya diraih oleh dua nabi itu semata dan tidak dapat ditandingi oleh siapapun. Berkenaan dengan Rasulullah saw. disebutkan bahwa di dalam diri beliau saw. telah dikumpulkan semua kebaikan para nabi, bahkan beliau adalah, - afdhalur-rusul (Rasul termulia), yakni lebih mulia dari semua Rasul.

Semua keindahan, semua akhlak mulia bagaimanapun itu, jika ingin melihat puncak tertinggi maka lihatlah pribadi Rasulullah saw.. Berkenaan dengan beliau Dia berfirman: - walakir-rasuulallaahi wa khaatamannabiyyiin - "tetapi dia adalah Rasulullah dan semulia-mulia nabi". (Al-Ahzab 41). Kedudukan beliau di sisi Allah paling dekat dari semua [para nabi]. Semua standar akhlak yang tinggi dan sifat-sifat yang mulia yang didapatkan di dalam diri para nabi, atau yang akan didapatkan di dalam diri para nabi yang akan datang, titik puncak semuanya itu telah sempurna dalam diri beliau saw. - seolah-olah kepada semuanya beliau saw. telah membubuhkan contoh-contoh beliau. Dan kini, inilah (beliaulah) contoh-contoh itu yang akan kekal tetap ada selama dunia ada. Jadi ini merupakan legitimasi atau pengukuhan yang paling besar yang Allah telah berikan kepada beliau saw.. Sebagaimana sebelumnya telah saya sebutkan, yakni akhlak atau budi pekerti bersyukur atau mengetahui bagaimana bersyukur kepada Allah Swt."

Menjadi manusia yang paling bersyukur

Rasulullah saw. setiap saat, setiap detik, senantiasa dalam pencaharian (mencari) bahwa bagaimana agar dapat melakukan ungkapan rasa terimakasih (syukur) kepada Allah. Tidak ada peluang yang beliau biarkan berlalu dimana beliau tidak berdoa dengan penuh gejolak rasa syukur di hadapan Allah. Setiap saat, inilah senantiasa upaya beliau yaitu supaya beliau menjadi hamba yang paling bersyukur (berterima kasih) kepada Allah, dan untuk itu setiap saat beliau senantiasa berdoa.

 Sebagaimana tertera dalam sebuah riwayat yang 'Abdullah bin Abbas ra. riwayatkan bahwa Rasulullah saw. senantiasa berdoa: - Allaahummaj'alnii laka syaakiraw-wa laka dzaakira – "wahai Allah jadikanlah aku menjadi orang yang banyak bersyukur dan banyak berdzikir kepada Engkau". (Abu Daud kitaabush-shalat bab maa yaquulurrajulu idzaa aslama). Tertera dalam riwayat lain dimana di dalamnya bersama dengan doa itu ada kata-kata yang lebih. Beliau memohon ini di hadapan Tuhan beliau: "Wahai Allah, jadikanlah saya menjadi orang yang paling banyak bersyukur kepada Engkau, menjadi orang yang mengikuti nasihat Engkau dan senantiasa mengingat nasihat Engkau". (Musnad Ahmad bin Hanbal jilid 3 hlm. 250 Edisi Beirut).

Bersyukur dalam tetesan air hujan pertama

 Untuk selanjutnya saya akan sajikan contoh-contoh yang dari itu akan dapat diketahui sampai dimana ungkapan rasa syukur beliau kepada Allah. Bagaimana setiap saat setiap detik senantiasa dalam mencari celah bagaimana menyatakan gejolak rasa syukur, tetapi kendati demikian terdapat rasa khawatir yang beliau utarakan dalam bentuk doa ialah "supaya saya senantiasa menjadi orang yang bersyukur". Beliau dalam setiap hal, kendati itu sampai yang sekecilnya sekalipun, andaikata sampai faedahnya kepada diri beliau, atau telah sampai faedahnya kepada beliau maka beliau menyatakan rasa syukur kepada Zat Allah. Kemudian tidak ada lagi dipersoalkan mengenai nikmat-nikmat Allah yang berlalu tanpa beliau mengucapkan rasa terima kasih (rasa syukur). Sebagaimana tertera dalam sebuah riwayat bahwa apabila datang (turun) hujan yang pertama maka beliau bersyukur kepada Allah. Berkaitan dengan ini Hadhrat Anas bin Malik ra. meriwayatkan bahwa: Pada suatu ketika kami bersama Hudhur saw.. Maka begitu untuk merasakan air hujan pertama yang turun beliau membuka kain penutup kepala beliau dan mengambil air hujan itu tanpa tutup kepala. Pada saat ditanyakan maka beliau menjawab bahwa, "Ini baru-baru datang dari Tuhan-Ku". (Musnad Ahmad bin Hanbal jilid 3 hlm. 267 Edisi Beirut). Tertera dalam riwayat lain bahwa apabila tetesan hujan pertama turun maka beliau menyambutnya dengan menjulurkan lidah beliau, bahwa "ini adalah nikmat Allah dan inilah cara untuk pengungkapan rasa syukur atau terima kasih atas turunnya" yaitu beliau langsung merasakannya. (Tanggal 22 Shaffar 1426 HQ (1 Shahadat 1384 HS/April 2005 M) di Masjid Baitul-Futuh, Morden, London, Inggris)

Mudah-mudahan kita sebagai  umat Nabi Muhammad saw, senantiasa mengamalkan apa yang iingatkan oleh Khalifah Islam saat ini, bahwa mulailah bersyukur dari hal yang terkecil dalam kehidupan kita. Amiin.


Rasulullah saw. senantiasa berdoa: - 
Allaahummaj'alnii laka syaakira-wa laka dzaakira –
"wahai Allah jadikanlah aku menjadi orang yang banyak bersyukur dan banyak berdzikir kepada Engkau".
(Abu Daud kitaabush-shalat bab maa yaquulurrajulu idzaa aslama). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar