Pengikut

Sabtu, 06 Februari 2021

Peran Seorang Ibu dalam membentuk Generasi yang Bertakwa dan Mencintai Khilafah

Agama Islam adalah agama yang sempurna. Tidak ada satu kekurangan didalam syariat dan petunjuknya. Ajarannya sangat begitu indah dan manis. Namun dibalik kemanisannya, masih banyak dari para pembenci Islam, menuduh bahwa Islam adalah agama yang sangat merendahkan kedudukan seorang perempuan. Bahkan, menurut tuduhan mereka,  Islam menghapuskan hak-hak kehidupan bagi seorang perempuan. Na’udzubillahhimin dzalik.

Tentu saja, tidak ada dari tuduhan-tuduhan tersebut yang tidak  memiliki jawaban didalam Islam.  Salah satu bukti dari keagungan Ajaran Islam,  memuliakan seorang perempuan adalah sebuah hak yang sama bagi semua makhluk Allah Swt yang tercantum di dalam Al-Quran, sebagai hal yang mudah, Allah swt secara khusus menurunkan firmanNya dalam sebuah surat yang diberikan nama an-Nisa (yang berarti Perempuan), kemudian di dalam al-Quran juga memberikan beberapa contoh sosok Perempuan yang shalehah sebagai cerminan bagi seluruh orang-orang yang beriman di dunia ini.[1]  itu merupakan contoh-contoh yang begitu nampak bahwa Islam sangat memuliakan kedudukan seorang perempuan,

Di sisi lain, Islam juga senantiasa meninggikan derajat seorang perempuan, sebagaimana Nabi Muhammad Rasulullah saw  bersabda:

Al-Jannatu Tahta Aqdamil Ummahat

“Surga  itu terletak di bawah telapak kaki Ibu”

 Hadits ini menjelaskan bahwa betapa tingginya derajat seorang perempuan di dunia ini, mereka merupakan makhluk yang dapat menentukan kehidupan surga atau neraka bagi anak-anaknya, mereka memiliki tanggung jawab untuk perkembangan moral dan kerohanian. hal ini semua diembankan kepada seorang perempuan khususnya seorang Ibu, karena mereka memiliki pengaruh terbesar bagi kehidupan anak-anaknya.

Sekarang muncul sebuah pertanyaan, bagi para Ibu, Apakah di setiap kaki mereka, terletak surga untuk anak-anaknya?  Kemudian bagaimana cara mewujudkan surga untuk anak-anak kita sebagai generasi Jemaat?

Jawaban dari semua itu  adalah bahwa pertama seorang Ibu  harus memiliki kecintaan kepada Allah Ta’ala dan Khilafat di dalam dirinya, dan kemudian mentarbiyati kepada anak-anak mereka melalui contoh kebaikan dari dirinya, didukung dengan  dawamnya berdo’a yang sungguh-sungguh dan tanpa henti bagi  kemajuan akhlak anak-anaknya.

Sebagaimana Hadhrat Khalifatul Masih IV rh  telah bersabda:

“Saya menasihatkan kepada kalian untuk menjaga diri agar tidak terhanyut dengan budaya barat atau budaya lainnya… “jika kalian asyik masuk dalam kecintaan kepada Tuhan, maka segala permasalahan akan terselesaikan. Setelah ini, tidak perlu meminta nasihat lain. Kemudian Tuhan sendiri yang akan menjaga kalian dan Dia sendiri yang akan membuat kalian berhasil dengan memperlihatkan kepada kalian jalan yang benar dengan arah yang tepat dan cara untuk menghadapinya.”…”Generasi yang lahir sebagai hasil dari cinta tersebut tentu akan tumbuh menjadi generasi milik Tuhan. Jadi ketika dikatakan bahwa surga terletak di bawah telapak kaki Ibu, tidak berarti bahwa surga terdapat pada kaki semua Ibu. Hal ini berarti bahwa jika surga dapat diturunkan kepada generasi penerus maka hanya dapat diwariskan melalui para Ibu yang dalam diri mereka terdapat sebuah tanda surgawi dan surga menjadi gambaran dari keberadaan mereka.”[2]

Lalu muncul pertanyaan Mengapa tugas utama dari tarbiyat anak-anak harus diemban oleh seorang Ibu?

Pertama-tama, tugas ini telah diembankan kepada kaum perempuan oleh Allah Ta’ala. Al-Qur’an menyatakan bahwa Allah Ta’ala telah menciptakan segala sesuatu dalam sebuah bentuk dan fungsi tertentu[3] Dan kaum perempuan telah diberikan bentuk yang dibutuhkan untuk melahirkan anak-anak dan berperan untuk membesarkan mereka.

Pentingnya peran ini secara jelas telah ditetapkan oleh Rasulullah saw sebagaimana sebuah riwayat

Rasulullah saw bersabda:

 “Wahai kaum perempuan, pahamilah dan sampaikan kepada para perempuan yang kalian wakili bahwa seorang perempuan yang menjaga rumah tangga suaminya dengan cara yang terbaik saat ia tidak ada dan membesarkan anak-anaknya dengan akhlaq yang baik akan mendapatkan ganjaran yang sama sebagaimana kaum laki-laki melakukan kebaikan lainnya dan jihad?” [4]

Dari Hadits tersebut, maka pahamilah oleh kita bahwa membesarkan anak-anak untuk menjadi Ahmadi yang shaleh, adalah sama pahalanya berjihad di  jalan Allah Swt.

Yang kedua, Hadhrat Khalifatul Masih II ra ,menjelaskan bahwa Allah Ta’ala mengaruniakan sebuah bakat khusus untuk tugas ini kepada para Ibu karena mereka memiliki kemampuan untuk melawan Syaitan. Huzur ra bersabda:

 “Jika seorang perempuan memutuskan bahwa ia akan membentuk generasi mendatang yang shaleh dibandingkan yang biadab, maka bagaimana syaitan akan dapat merebut mereka?”[5] .  “kaum laki-laki biasanya tidak berhasil dalam menghadapi syaitan. Seorang laki-laki terbaik, dapat mengubah satu generasi dan membuatnya shaleh, namun perempuanlah yang memiliki kemampuan untuk merubah keseluruhan generasi masa depan.

Beliau ra menjelaskan: “… hanya perempuan yang mampu menantang syaitan secara tetap. Jika kaum perempuan memutuskan untuk membentuk generasi penerus pengkhidmat agama, maka bagaimana syaitan akan merusaknya? generasi mendatang tidak dipengaruhi oleh syaitan Akan tetapi oleh para Ibu mereka, akan tetapi para Ibu dapat membuat kesalahan dengan membiarkan mereka pergi, sehingga mereka menjadi sasaran syaitan. Kalian harus memahami tanggung jawab kalian.”

Alasan lain mengapa pendidikan anak-anak dipercayakan kepada para Ibu adalah karena jalinan istimewa antara Ibu dan anak, yang ada diantara para Ibu dengan anak-anak mereka. Penelitian menunjukkan bahwa hingga usia remaja, anak-anak secara alami cenderung kepada Ibu mereka jauh dibanding dengan Ayah mereka, hal ini memberikan sebuah kesempatan yang lebih besar kepada para ibu untuk mempengaruhi dan mendidik anak-anak mereka.”[6]

Jadi para Ibu harus benar-benar memahami pentingnya peran ini, dapat dikatakan bahwa begitu mulianya pekerjaan ini, yakni dalam mendidik anak-anak pada setiap tahapan kehidupan mereka yang keberhasilannya bukan hanya akan menyelamatkan anak-anaknya saja, melainkan ibunya sendiri akan mendapatkan ganjaran dan karunia keberkahan surga dari Allah Swt.

 

Sebagaimana sabda Hadhrat Khalifatul Masih IV (rh):

 “Seorang perempuan Ahmadi harus mampu memenuhi harapan Rasulullah saw dalam menciptakan sebuah gambaran surgawi di dunia ini. Dia harus mampu menjadi sumber daya tarik dan kebahagiaan bagi rumahnya, dimana ia menjadi poros dan para anggota keluarganya berputar mengelilinginya. Mereka tidak mendapatkan kenyamanan diluar melainkan mendapatkan kedamaian dan ketenangan dalam rumah mereka.” [7]

Cara-Cara Membentuk Generasi yang bertaqwa 

1.   Jadilah sebagai  TELADAN

Sebuah Pepatah mengatakan “ Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”, artinya  anak merupakan seorang peniru yang hebat,  Maka berikan mereka sesuatu yang baik untuk ditiru. Itulah sejatinya yang harus dilakukan oleh diri kita,  dalam membentuk generasi yang hebat dan bertaqwa. Anak-anak senantiasa meniru dan memperhatikan siapa saja yang ada disekitarnya. Dalam artian seorang anak adalah cerminan bagi kedua orang tuanya. Terutama sang ibu yang memiliki ikatan khusus dengan seorang anak.

Oleh karena itu, para Ibu harus memperhatikan perilaku mereka,  bahkan jika seorang anak tidak mematuhi kepada orang tua nya, tentunya itu adalah contoh yang tidak disadari oleh diri kita, mungkin disatu waktu kita memberikan hal yang sama didepan anak, ketika kita tidak menghormati atau mentaati perintah dari kakek neneknya. Jadi, jika seorang Ibu ingin membesarkan seorang anak Ahmadi yang shaleh, penting baginya untuk memiliki kecintaan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Saw, benar dalam baiatnya kepada Hadhrat Masih Mau’ud As dan memperlihatkan penghormatan dan ketaatan kepada Hadhrat Khalifatul Masih atba dan Nizam Khilafah.Dia harus senantiasa mendirikan Shalat dan membaca Al-Qur’an dalam rumahnya, berpegang teguh pada pardahnya,  rasa hormat dan kecintaan terhadap suami dan keluarganya, dan menciptakan sebuah rumah yang penuh cinta dan keharmonisan.

Hadhrat Khalifatul Masih IV rh bersabda:

“Sekarang, untuk membesarkan anak-anak yang baik seperti ini, kalian harus menjadi Ibu yang baik. Bukan hal yang tidak mungkin bahwa kalian bukanlah Ibu yang baik, namun senantiasa berdoa untuk anak-anak kalian atau memohon doa bagi mereka agar Tuhan menjadikan mereka anak yang baik….” [8]

Oleh karena itu, para Ibu memiliki tugas penting untuk mempersiapkan sebuah contoh yang baik, yang terkadang tampak sulit di suatu waktu. Namun para Ibu harus senantiasa ingat bahwa ketika Allah Ta’ala menetapkan tugas yang sangat sulit ini bagi mereka, Dia juga mengaruniakan pada diri mereka kesempatan untuk memperbaiki dan merubah diri mereka. Ketika seorang Ibu berupaya keras menghilangkan kelemahan mereka, merubah sikap dan kebiasaannya, dan membuat kemajuan dalam kehidupan kerohaniannya, perubahan dirinya akan dapat menyelamatkan anak-anaknya. Sebagai tambahan, hal ini mengajarkan kepada anak-anak mengenai pentingnya senantiasa berupaya keras meningkatkan kualitas diri demi Allah Ta’ala dan bermanfaat bagi mereka yang berada disekeliling kita.

2.   Berdoalah untuk keluarga kita

Tidak ada yang mungkin tanpa pertolongan dan bimbingan dari Allah Ta’ala, sehingga, tidak ada upaya yang akan berhasil jika tidak dibarengi dengan doa yang sunguh-sungguh. Peran doa sangat ditekankan. Hadhrat Masih Mau’ud as menegaskan pentingnya doa dalam menjaga sebuah rumah yang baik:

“Jika kalian ingin tinggal dengan aman dan merasakan kedamaian didalam rumah kalian, kalian harus banyak berdoa. Penuhi rumah-rumah kalian dengan doa-doa. Sebuah rumah dimana doa-doa dipanjatkan secara teratur tidak akan dihancurkan oleh Tuhan” [9]

Doa-doa yang dipanjatkan secara tetap dan teratur dalam bentuk Shalat dan doa, merupakan hal yang penting untuk keberhasilan dalam membesarkan anak-anak yang shaleh. Allah Swr sendiri telah mengajarkan kepada kita di dalam Firman-Nya “Ya Tuhan kami, karuniakanlah istri-istri dan anak anak kami menjadi penyejuk mata bagi kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orangorang yang bertaqwa.[10]

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Saya berharap bahwa dibanding menghukum anak-anak, para orang tua harus mengambil jalan doa, dan harus menjadikannya kebiasaan untuk memohon secara tekun bagi anak-anak mereka, permohonan para orang tua bagi anak-anak mereka akan diterima secara istimewa.”[11]

Semoga kita dapat mengamalkan apa-apa yang telah dinasihatkan kepada kita semua, agar pada akhirnya cita-cita dan harapan kita melahirkan serta membentuk generasi Ahmadi yang bertaqwa dapat terwujud demi kemenangan Islam yang kedua kali dibawah tali Khilafat ini. Amiin.



[1] Q.s At-Tahrim 66 :11-12

[2] Surga dibawah telapak Kaki Ibu, Karya Hadhrat Khalifatul Masih IV Rh

[3] Qs. 20:51

[4] HR. Ahmad, Juz. VI, h. 68

[5] Al-Azhar, Kompilasi oleh Hadhrat Syeda Maryam Siddiqa.

[6] Ceramah  Hadhrat Khalifatul Masih II Ra, Desember 27.1939

[7] Ceramah Hadhrat Khalifatul Masih VI rh, 27 -12-1991

[8] Ceramah Hadhrat Khalifatul Masih VI rh, 27 -12-1991

[9] Malfudzat

[10] Qs. 25: 75

[11] Malfudzat

5 komentar: