Agama
Islam adalah agama yang sempurna. Tidak ada satu kekurangan didalam syariat dan
petunjuknya. Ajarannya sangat begitu indah dan manis. Namun dibalik
kemanisannya, masih banyak dari para pembenci Islam, menuduh bahwa Islam adalah
agama yang sangat merendahkan kedudukan seorang perempuan. Bahkan, menurut
tuduhan mereka, Islam menghapuskan
hak-hak kehidupan bagi seorang perempuan. Na’udzubillahhimin dzalik.
Tentu
saja, tidak ada dari tuduhan-tuduhan tersebut yang tidak memiliki jawaban didalam Islam. Salah satu bukti dari keagungan Ajaran Islam, memuliakan seorang perempuan adalah sebuah hak
yang sama bagi semua makhluk Allah Swt yang tercantum di dalam Al-Quran, sebagai
hal yang mudah, Allah swt secara khusus menurunkan firmanNya dalam sebuah surat
yang diberikan nama an-Nisa (yang berarti Perempuan), kemudian di dalam al-Quran
juga memberikan beberapa contoh sosok Perempuan yang shalehah sebagai cerminan
bagi seluruh orang-orang yang beriman di dunia ini.[1] itu merupakan contoh-contoh yang begitu
nampak bahwa Islam sangat memuliakan kedudukan seorang perempuan,
Di
sisi lain, Islam juga senantiasa meninggikan derajat seorang perempuan,
sebagaimana Nabi Muhammad Rasulullah saw bersabda:
“Al-Jannatu
Tahta Aqdamil Ummahat”
“Surga
itu terletak di bawah telapak kaki Ibu”
Hadits ini menjelaskan bahwa betapa tingginya
derajat seorang perempuan di dunia ini, mereka merupakan makhluk yang dapat
menentukan kehidupan surga atau neraka bagi anak-anaknya, mereka memiliki
tanggung jawab untuk perkembangan moral dan kerohanian. hal ini semua diembankan
kepada seorang perempuan khususnya seorang Ibu, karena mereka memiliki pengaruh
terbesar bagi kehidupan anak-anaknya.
Sekarang
muncul sebuah pertanyaan, bagi para Ibu, Apakah di
setiap kaki mereka, terletak surga untuk anak-anaknya? Kemudian bagaimana cara mewujudkan surga
untuk anak-anak kita sebagai generasi Jemaat?
Jawaban
dari semua itu adalah bahwa pertama
seorang Ibu harus memiliki kecintaan
kepada Allah Ta’ala dan Khilafat di dalam dirinya, dan kemudian mentarbiyati kepada
anak-anak mereka melalui contoh kebaikan dari dirinya, didukung dengan dawamnya berdo’a yang sungguh-sungguh dan tanpa
henti bagi kemajuan akhlak anak-anaknya.
Sebagaimana
Hadhrat Khalifatul Masih IV rh telah bersabda:
“Saya
menasihatkan kepada kalian untuk menjaga diri agar tidak terhanyut dengan
budaya barat atau budaya lainnya… “jika kalian asyik masuk dalam kecintaan
kepada Tuhan, maka segala permasalahan akan terselesaikan. Setelah ini, tidak
perlu meminta nasihat lain. Kemudian Tuhan sendiri yang akan menjaga kalian dan
Dia sendiri yang akan membuat kalian berhasil dengan memperlihatkan kepada
kalian jalan yang benar dengan arah yang tepat dan cara untuk menghadapinya.”…”Generasi
yang lahir sebagai hasil dari cinta tersebut tentu akan tumbuh menjadi generasi
milik Tuhan. Jadi ketika dikatakan bahwa surga terletak di bawah telapak kaki
Ibu, tidak berarti bahwa surga terdapat pada kaki semua Ibu. Hal ini berarti
bahwa jika surga dapat diturunkan kepada generasi penerus maka hanya dapat
diwariskan melalui para Ibu yang dalam diri mereka terdapat sebuah tanda
surgawi dan surga menjadi gambaran dari keberadaan mereka.”[2]
Lalu
muncul pertanyaan Mengapa tugas utama dari tarbiyat anak-anak harus diemban oleh
seorang Ibu?
Pertama-tama,
tugas ini telah diembankan kepada kaum perempuan oleh Allah Ta’ala. Al-Qur’an
menyatakan bahwa Allah Ta’ala telah menciptakan segala sesuatu dalam sebuah
bentuk dan fungsi tertentu[3] Dan kaum perempuan telah
diberikan bentuk yang dibutuhkan untuk melahirkan anak-anak dan berperan untuk
membesarkan mereka.
Pentingnya
peran ini secara jelas telah ditetapkan oleh Rasulullah saw sebagaimana sebuah
riwayat
Rasulullah saw bersabda:
“Wahai kaum perempuan, pahamilah dan sampaikan
kepada para perempuan yang kalian wakili bahwa seorang perempuan yang menjaga
rumah tangga suaminya dengan cara yang terbaik saat ia tidak ada dan
membesarkan anak-anaknya dengan akhlaq yang baik akan mendapatkan ganjaran yang
sama sebagaimana kaum laki-laki melakukan kebaikan lainnya dan jihad?” [4]
Dari Hadits tersebut, maka
pahamilah oleh kita bahwa membesarkan anak-anak untuk menjadi Ahmadi yang
shaleh, adalah sama pahalanya berjihad di
jalan Allah Swt.
Yang
kedua, Hadhrat Khalifatul Masih II ra ,menjelaskan bahwa
Allah Ta’ala mengaruniakan sebuah bakat khusus untuk tugas ini kepada para Ibu
karena mereka memiliki kemampuan untuk melawan Syaitan. Huzur ra bersabda:
“Jika seorang perempuan memutuskan bahwa ia
akan membentuk generasi mendatang yang shaleh dibandingkan yang biadab, maka
bagaimana syaitan akan dapat merebut mereka?”[5] . “kaum laki-laki biasanya tidak berhasil dalam
menghadapi syaitan. Seorang laki-laki terbaik, dapat mengubah satu generasi dan
membuatnya shaleh, namun perempuanlah yang memiliki kemampuan untuk merubah
keseluruhan generasi masa depan.
Beliau
ra menjelaskan: “… hanya perempuan yang mampu menantang syaitan secara tetap.
Jika kaum perempuan memutuskan untuk membentuk generasi penerus pengkhidmat
agama, maka bagaimana syaitan akan merusaknya? generasi mendatang tidak
dipengaruhi oleh syaitan Akan tetapi oleh para Ibu mereka, akan tetapi para Ibu
dapat membuat kesalahan dengan membiarkan mereka pergi, sehingga mereka menjadi
sasaran syaitan. Kalian harus memahami tanggung jawab kalian.”
Alasan
lain mengapa pendidikan anak-anak dipercayakan kepada para Ibu adalah karena
jalinan istimewa antara Ibu dan anak, yang ada diantara para Ibu dengan
anak-anak mereka. Penelitian menunjukkan bahwa hingga usia remaja, anak-anak
secara alami cenderung kepada Ibu mereka jauh dibanding dengan Ayah mereka, hal
ini memberikan sebuah kesempatan yang lebih besar kepada para ibu untuk
mempengaruhi dan mendidik anak-anak mereka.”[6]
Jadi
para Ibu harus benar-benar memahami pentingnya peran ini, dapat dikatakan bahwa
begitu mulianya pekerjaan ini, yakni dalam mendidik anak-anak pada setiap
tahapan kehidupan mereka yang keberhasilannya bukan hanya akan menyelamatkan
anak-anaknya saja, melainkan ibunya sendiri akan mendapatkan ganjaran dan karunia
keberkahan surga dari Allah Swt.
Sebagaimana sabda Hadhrat
Khalifatul Masih IV (rh):
“Seorang perempuan Ahmadi harus mampu memenuhi
harapan Rasulullah saw dalam menciptakan sebuah gambaran surgawi di dunia ini.
Dia harus mampu menjadi sumber daya tarik dan kebahagiaan bagi rumahnya, dimana
ia menjadi poros dan para anggota keluarganya berputar mengelilinginya. Mereka
tidak mendapatkan kenyamanan diluar melainkan mendapatkan kedamaian dan ketenangan
dalam rumah mereka.” [7]
Cara-Cara Membentuk
Generasi yang bertaqwa
1.
Jadilah
sebagai TELADAN
Sebuah
Pepatah mengatakan “ Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”, artinya anak merupakan seorang peniru yang hebat, Maka berikan mereka sesuatu yang baik untuk
ditiru. Itulah sejatinya yang harus dilakukan oleh diri kita, dalam membentuk generasi yang hebat dan
bertaqwa. Anak-anak senantiasa meniru dan memperhatikan siapa saja yang ada
disekitarnya. Dalam artian seorang anak adalah cerminan bagi kedua orang
tuanya. Terutama sang ibu yang memiliki ikatan khusus dengan seorang anak.
Oleh
karena itu, para Ibu harus memperhatikan perilaku mereka, bahkan jika seorang anak tidak mematuhi kepada
orang tua nya, tentunya itu adalah contoh yang tidak disadari oleh diri kita,
mungkin disatu waktu kita memberikan hal yang sama didepan anak, ketika kita
tidak menghormati atau mentaati perintah dari kakek neneknya. Jadi, jika
seorang Ibu ingin membesarkan seorang anak Ahmadi yang shaleh, penting baginya
untuk memiliki kecintaan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Saw, benar dalam
baiatnya kepada Hadhrat Masih Mau’ud As dan memperlihatkan penghormatan dan
ketaatan kepada Hadhrat Khalifatul Masih atba dan Nizam Khilafah.Dia harus
senantiasa mendirikan Shalat dan membaca Al-Qur’an dalam rumahnya, berpegang
teguh pada pardahnya, rasa hormat dan
kecintaan terhadap suami dan keluarganya, dan menciptakan sebuah rumah yang
penuh cinta dan keharmonisan.
Hadhrat
Khalifatul Masih IV rh bersabda:
“Sekarang,
untuk membesarkan anak-anak yang baik seperti ini, kalian harus menjadi Ibu
yang baik. Bukan hal yang tidak mungkin bahwa kalian bukanlah Ibu yang baik,
namun senantiasa berdoa untuk anak-anak kalian atau memohon doa bagi mereka
agar Tuhan menjadikan mereka anak yang baik….” [8]
Oleh
karena itu, para Ibu memiliki tugas penting untuk mempersiapkan sebuah contoh
yang baik, yang terkadang tampak sulit di suatu waktu. Namun para Ibu harus
senantiasa ingat bahwa ketika Allah Ta’ala menetapkan tugas yang sangat sulit
ini bagi mereka, Dia juga mengaruniakan pada diri mereka kesempatan untuk
memperbaiki dan merubah diri mereka. Ketika seorang Ibu berupaya keras
menghilangkan kelemahan mereka, merubah sikap dan kebiasaannya, dan membuat
kemajuan dalam kehidupan kerohaniannya, perubahan dirinya akan dapat
menyelamatkan anak-anaknya. Sebagai tambahan, hal ini mengajarkan kepada
anak-anak mengenai pentingnya senantiasa berupaya keras meningkatkan kualitas
diri demi Allah Ta’ala dan bermanfaat bagi mereka yang berada disekeliling
kita.
2.
Berdoalah
untuk keluarga kita
Tidak
ada yang mungkin tanpa pertolongan dan bimbingan dari Allah Ta’ala, sehingga,
tidak ada upaya yang akan berhasil jika tidak dibarengi dengan doa yang
sunguh-sungguh. Peran doa sangat ditekankan. Hadhrat Masih Mau’ud as menegaskan
pentingnya doa dalam menjaga sebuah rumah yang baik:
“Jika
kalian ingin tinggal dengan aman dan merasakan kedamaian didalam rumah kalian,
kalian harus banyak berdoa. Penuhi rumah-rumah kalian dengan doa-doa. Sebuah
rumah dimana doa-doa dipanjatkan secara teratur tidak akan dihancurkan oleh
Tuhan” [9]
Doa-doa
yang dipanjatkan secara tetap dan teratur dalam bentuk Shalat dan doa,
merupakan hal yang penting untuk keberhasilan dalam membesarkan anak-anak yang
shaleh. Allah Swr sendiri telah mengajarkan kepada kita di dalam Firman-Nya “Ya
Tuhan kami, karuniakanlah istri-istri dan anak anak kami menjadi penyejuk mata
bagi kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orangorang yang bertaqwa.” [10]
Hadhrat
Masih Mau’ud as bersabda:
“Saya
berharap bahwa dibanding menghukum anak-anak, para orang tua harus mengambil
jalan doa, dan harus menjadikannya kebiasaan untuk memohon secara tekun bagi
anak-anak mereka, permohonan para orang tua bagi anak-anak mereka akan diterima
secara istimewa.”[11]
Semoga
kita dapat mengamalkan apa-apa yang telah dinasihatkan kepada kita semua, agar
pada akhirnya cita-cita dan harapan kita melahirkan serta membentuk generasi
Ahmadi yang bertaqwa dapat terwujud demi kemenangan Islam yang kedua kali
dibawah tali Khilafat ini. Amiin.
[1] Q.s
At-Tahrim 66 :11-12
[2] Surga
dibawah telapak Kaki Ibu, Karya Hadhrat Khalifatul Masih IV Rh
[3] Qs.
20:51
[4]
HR. Ahmad, Juz. VI, h. 68
[5] Al-Azhar,
Kompilasi oleh Hadhrat Syeda Maryam Siddiqa.
[6]
Ceramah Hadhrat Khalifatul Masih II Ra,
Desember 27.1939
[7]
Ceramah Hadhrat Khalifatul Masih VI rh, 27 -12-1991
[8] Ceramah
Hadhrat Khalifatul Masih VI rh, 27 -12-1991
[9]
Malfudzat
[10]
Qs. 25: 75
[11] Malfudzat
Sangat bermanfaat ๐
BalasHapusJajakumullah
BalasHapusTerima kasih..sangat bermanfaat
BalasHapusJazakumullah, sangat bermanfaat
BalasHapusJazakumullah arrikel nya sangat bermanfaat๐๐๐๐
BalasHapus